Gambaran Umum Teori Relativitas Einstein


ilustrasi lengkungan ruang dan waktu dalam relativitas

Teori Relativitas Einstein adalah teori yang sangat terkenal, tetapi sangat sedikit yang kita pahami. Utamanya, teori relativitas ini merujuk pada dua elemen berbeda yang bersatu ke dalam sebuah teori yang sama: relativitas umum dan relativitas khusus. Theori relativtas khusus telah diperkenalkan dulu, dan kemudian berdasar atas kasus-kasus yang lebih luas diperkenalkan teori relativitas umum.

Konsep teori relativitas

  • Teori relativitas khusus Einstein-tingkah laku benda yang terlokalisasi dalam kerangka acuan inersia, umumnya hanya berlaku pada kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya.
  • Transforasi Lorentz-persamaan transformasi yang digunakan untuk menghitung perubahan koordinat benda pada kasus relativitas khusus.
  • Teori relativitas umum Einstein-Teori yang lebih luas, dengan memasukkan graviti sebagai fenomena geometris dalam sistem koordinat ruang dan waktu yang melengkung, juga dimasukkan kerangka acuan non inersia (misalnya, percepatan).
  • Prinsip relativitas fundamental.

Apakah relativitas itu?

Relativitas klasik (yang diperkenalkan pertama kali oleh Galileo Galilei dan didefinisikan ulang oleh Sir Isaac Newton) mencakup transformasi sederhana diantara benda yang bergerak dan seorang pengamat pada kerangka acuan lain yang diam (inersia). Jika kamu berjalan di dalam sebuah kereta yang bergerak, dan seseorang yang diam diatas tanah (di luar kereta) memperhatikanmu, kecepatanmu relatif terhadap pengamat adalah total dari kecepatanmu bergerak relatif terhadap kereta dengan kecepatan kereta relatif terhadap pengamat. Jika kamu berada dalam kerangka acuan diam, dan kereta (dan seseorang yang duduk dalam kereta) berada dalam kerangka acuan lain, maka pengamat adalah orang yang duduk dalam kereta tersebut.

Permasalahan dengan relatifitas ini terjadi ketika diaplikasikan pada cahaya, pada akhir 1800-an, untuk merambatkan gelombang melalui alam semesta terdapat substansi yang dikenal dengan eter, yang mempunyai kerangka acuan(sama seperti pada kereta pada contoh di atas). Eksperimen Michelson-Morley, bagaimanapun juga telah gagal untuk mendeteksi gerak bumi relatif terhadap eter, dan tak ada seorangpun yang bisa menjelaskan fenomena ini. Ada sesuatu yang salah dalam interpretasi klasik dari relatifitas jika diaplikasikan pada cahaya…dan kemudian muncullah pemahaman baru yang lebih matang setelah Einstein datang untuk menjelaskan fenomena ini.

Pengenalan tentang relativitas khusus

Pada tahun 1905, albert eintein mempubilkasikan (bersama dengan makalah lainnya) makalah yang berjudul, “On the Electrodynamics of Moving Bodies” atau dalam bahasa indonesianya kurang lebih demikian,”Elektrodinamika benda bergerak” dalam jurnal Annalen der physik. Makalah yang menyajikan teori relativitas khusus, berdasarkan dua postulat utama:

Postulat Einstein

Prinsip relativtas (pestulat pertama): Hukum-hukum fisika adalah sma untuk setiap kerangka acuan

Prinsip kekonstanan kecepatan cahaya (postulat kedua): Cahaya dapat merambat dalam vakum (misalnya, ruang vakum, atau “ruang bebas”), kecepatan cahaya dinotasikan dengan c, yang konstan terhadap gerak benda yang meiliki radiasi.

sebenarnya, makalah tersebut menyajikan lebih formal, formulasi matematika dari postulat tersebut. Bentuk dari postulat mungkin sedikit berbeda dari buku teks yang satu dengan yang lain karena translasi dari bentuk matematika Jerman dengan bentuk Inggris yang selama ini sering kita lihat.

Postulat kedua sering ditulis sembarangan dengan memasukkan bahwa kecepatan cahaya dalam ruang hampa adalah c untuk setiap kerangka acuan. Sebenarnya postulat ini adalah berasal dari dua postulat, bukan dari postulat kedua itu sendiri.

Postulat pertama kelihatan lebih masuk akal, tetapi bagaimanapun juga postulat kedua merupakan revolusi besar dalam ilmu fisika. Einstein sudah memperkenalkan teori foton cahaya dalam makalahnya pada efek fotolistrik (yang menghasilkan kesimpulan ketidakperluan eter). Postulat kedua, adalah sebuah konsekuensi dari foton yang tak bermassa bergerak dengan kecepatan c pada ruang hampa. Eter tidak lagi memiliki peran khusus sebagai kerangka acuan inersia “mutlak” alam semesta, jadi bukan hanya tidak perlu, tetapi juga secara kualitatif tidak berguna di dalam relativitas khusus.

Adapun makalah tersebut adalah untuk menggabungkan persamaan Maxwell untuk listrik dan magnet dengan gerak elektron dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Hasil dari makalah Einstein adalah memperkenalkan transformasi koordinat baru, dinamakan transformasi Lorentz, antara kerangka acuan inersia. Pada kecepatan lambat, transformasi ini pada dasarnya identik dengan moel klasik, untuk kecepetan yang mendekati kecepatan cahaya, menghasilkan nilai yang berbeda secara radikal.

Efek dari Relativitas Khusus

  • Relativitas khusus menghasilkan beberapa konsekuensi dari penggunaan transformasi Lorentz pada kecepatan tinggi (mendekati kecepatan cahaya). Diantaranya adalah :
  • Dilatasi waktu (termasuk “paradok kembar” yang terkenal)
  • Konstraksi panjang
  • Transformasi kecepatan
  • Efek doppler relativistk
  • Simultanitas dan sinkronisasi waktu
  • Momentum relativistik
  • Energi kinetik relativistik
  • Massa relativistik
  • Energi total relativistik

Selain itu, manipulasi aljabar sederhana dari konsep-konsep di atas menghasilkan dua hasil signifikan yang pantas dijelaskan sendiri.

Hubungan Massa-Energi

Enstein mampu menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara massa dan energi, melalui rumus yang sangat terkenal E=mc2. Hubungan ini telah dibuktikan dengan peristiwa yang sangat dramatis di dunia, ketika bom nuklir melepaskan energi dari massa di Hiroshima dan Nagasaki pada akhir perang dunia kedua.

Kecepatan Cahaya

Tak ada objek bermassa yang dapat bergerak dipercepat menuju kecepatan cahaya. Hanya objek tak bermassa, seperti foton, yang dapat bergerak dengan kecepatan cahaya. (foton tidak bergerak dipercepat menuju kecepatan cahaya, tetapi foton selalu bergerak dengan kecapatan cahaya).

Tetapi bagi objek fisis, kecepatan cahaya adalah terbatas. Energi kinetik pada kecepatan cahaya menjadi tak terbatas, jadi tidak pernah dapat dicapai dengan percepatan.

Beberapa telah menunjukkan bahwa sebuah objek secara teori dapat bergerak melebihi kecepatan cahaya, tetapi sejauh ini tidak ada entitas fisik yang dapat menujukkan itu.

Adopsi Relativitas Khusus

Pada 1908, Max Plank mengaplikasikan bentuk “teori relativitas” untuk menjelaskan konsep relativitas khusus, karena aturan kunci dari relativitas memainkan peran dalam konsep tersebut. Pada waktu itu, tentunya bentuk yang diaplikasikan hanya pada relativitas khusus, karena memang belum terdapat relativitas umum.

Relativitas Einstein tidak segera diterima oleh fisikawan secara keseluruhan, karena kelihatan sangat teoretis dan conterintuitif. Kemudian Einstein menerima penghargaan Nobel pada 1921, khususnya penyelesaiannya untuk efek fotolistrik dan kontribusinya pada fisika teori. Tetapi Relativitas masih menjadi kontroversi untuk menjadi referensi spesifik.

Seiring berjalannya waktu, bagaimanapun juga, presiksinya terhadap relativitas khusus akhirya menjadi kenyataan. Misalkan, jam terbang di selruh dunia telah menunjukkan adanya perlambatan dengan durasi yang diprediksi oleh teori relativitas.

Albert Einstein tidak menciptakan sendiri transformasi koordinat yang dibutuhkan untuk relativitas khusus. Dia tidak harus melakukannya, karena transformasi yang dibutukan telah ada sebelumnya. Einstein menjadi seorang yang ahli dalam pekerjaannya yang terdahulu dan menyesuaikan diri pada situasi yang baru, dan juga dengan transformasi Lorentz seperti yang telah Planck gunakan pada 1900 untuk menyelesaikan permasalahan bencana ultraviolet pada radiasi benda hitam, Einstein merancang solusi untuk efek fotolistrik, dan dengan demikian dia telah mengembangkan teori foton untuk cahaya.

Asal Mula Transformasi Lorentz

Transformasi Lorentz sebenarnya pertama kali telah diperkenalkan oleh Joseph Larmor pada 1897. Versi yang sedikit berbeda telah diperkenalkan pada beberapa dekade sebelumnya oleh Woldemar Voigt, tetapi versinya memiliki bentuk kuadrat pada persamaan dilatasi waktu. Tetapi, persamaan dilatasi waktu kedua versi tersebut dapat ditunjukkan sebagai invarian dalam persamaan Maxwell.

Seorang Matematikawan dan fisikawan Hendrik Antoon Lorentz mengusulkan gagasan “waktu lokal” untuk menjelaskan relatif simultanitas pada 1895, walaupun dia juga bekerja secara terpisah pada transformasi yang sama untuk menjelaskan hasil “nol” pada percobaan Michelson dan Morley. Dia mengenalkan transformasi koordinatnya pada 1899, dan menambahkan dilatasi waktu pada 1904.

Pada 1905, Henri Poincare memodifikasi formulasi aljabar dan menyumbangkannya kepada Lorentz dengan nama “Transformasi Lorentz,” formulasi Poincare pada transformasi tersebut pada dasarnya identik dengan apa yang digunakan Einstein.

Transformasi Lorentz tersebut menggunakan sistem koordinat empat dimensi, yaitu tiga koordinat ruang (x, y, dan z) dan satu koordinat waktu (t). Koordinat baru ditandai dengan tanda apostrof diucapkan “abstain,” seperti x’ dibaca “x-abstain.” Pada contoh dibawah ini, kecepatan adalah dalam arah x’, dengan besar u:

x’=(x-ut)/√(1-u2/c2 )

y’=y

z’=z

t’={t-(u/c^2 )x}/√(1-u2/c2)

Transformasi tersebut hanya untuk demonstrasi. Aplikasi dari persamaan tersebut akan ditangani secara terpisah. Bentuk √((1-u2/c2) sering muncul dalam relativitas sehingga dilambangkan dengan simbol yunani γ (dibaca gamma) dalam beberapa penyajian.

Perlu diingat bahwa pada kasus u << c (u jauh lebih kecil dibandingkan c), maka u2/c2 akan menjadi sangat kecil sehingga di dalam bentuk akar akan menghasilkan nilai satu, maka nilai γ akan menjadi satu. Oleh karena itu, dilatasi ruang dan waktu menjadi sangat tidak berpengaruh untuk benda yang bergerak jauh dibawah kecepatan cahaya.

Konsekuensi dari Transformasi Lorentz

Relativitas khusus menghasilkan beberapa konsekuensi dari penggunaan Transformasi Lorentz pada kecepatan tinggi (mendekati kecepatan cahaya). Diantaranya adalah :

  • Dilatasi waktu (termasuk “paradok kembar” yang terkenal)
  • Konstraksi panjang
  • Transformasi kecepatan
  • Efek doppler relativistk
  • Simultanitas dan sinkronisasi waktu
  • Momentum relativistik
  • Energi kinetik relativistik
  • Massa relativistik
  • Energi total relativistik

Kontroversi Lorenz dan Einstein

Beberapa orang mengatakan bahwa sebenarnya sebagian besar pekerjaan dari relativitas khusus yang telah dikerjakan einstein telah ada dalam transformasi Lorentz. Konsep dilatasi dan simultanitas untuk pergerakan benda telah disebutkan dan secara matematis telah dikembangkan oleh Lorentz dan Poincare. Beberapa orang mengganggap bahwa Einstein adalah seorang plagiator.

Tentunya terdapat validitas untuk tuduhan tersebut. Tentu saja, revolusi besar Einstein dibangun berdasarkan pekerjaan-pekerjaan orang lain, dan Einstein mendapatkan banyak hasil atas apa yang telah mereka hasilkan secara kasar.

Pada waktu yang sama, tetapi harus dipertimbankan bahwa Einstein mengambi konsep-konsep dasar ini dan memebangunnya menjadi sebuah kerangka teori yang menjadikan konsep-konsep tersebut untuk bukan hanya sekedar trik matematis untuk menyelamatkan dying teori (teori sekarat) seperti teori eter, melainkan menggunakan aspek-aspek fundamental alam pada tempatnya. Terdapat ketidakjelasan bahwa Larmor, Lorentz, atau Poincare yang dimaksudkan agar berani bergerak, namun sejaraha telah memberikan penghargaan kepada Einstein atas wawasan dan keberainannya.

Pada 1905, Teori Einstein (relativitas khusus), dia menunujukkan bahwa diantara kerangka acuan inersia tidak terdapat kerangka acuan “utama.” Perkembangan dari relativitas umum terjadi, sebagian sebagai upaya untuk menunjukkan bahwa ini benar di antara non-inersia (yaitu mempercepat) kerangka acuan juga.

Evolusi Relativitas Umum

Pada 1907, Einstein mempublikasikan artikelnya yang pertama pada Efek gravitasi pada cahaya dibawah relativitas khusus. Pada makalah tesebut, Einstein menguraikan “prinsip ekuivalensi,” yang menyatakan bahwa pengamatan pada percobaan di bumi (dengan percepatan gravitasi g) akan identik dengan pengamatan pada percobaan dalam roket yang bergerak dengan kecepatan g. Prinsip ekuivalensi tersebut diformulasikan sebagai:

we […] assume the complete physical equivalence of a gravitational field and a corresponding acceleration of the reference system.

Yang artinya kurang lebih demikian :

Kami […] mengasumsikan kesetaraan fisis lengkap dari medan gravitasi dan hubungannya dengan percepatan dari sistem kerangka acuan.

Seperti yang dikatakan Einstein atau pada buku Fisika Modern:

There is no local experiment that can be done to distinguish between the effects of a uniform gravitational field in a nonaccelerating inertial frame and the effects of a uniformly accelerating (noninertial) reference frame.

Atau dalam bahasa indonesia kurang lebih demikian :

Tidak ada percobaaan lokal yang dapat dilakukan untuk membedakan antara efek dari medan gravitasi seragam dalam kerangka acuan yang tidak dipercepat dan efek dari percepatan seragam (tidak inersia) kerangka acuan.

Artikel kedua pada subjek muncul pada tahun 1911, dan 1912 Einstein secara aktif bekerja untuk memahami sebuah teori relativitas umum yang bisa menjelaskan relativitas khusus, tetapi juga akan menjelaskan gravitasi sebagai fenomena geometris.

Pada tahun 1915, Einstein menerbitkan serangkaian persamaan diferensial yang dikenal sebagai persamaan medan Einstein. Relativitas umum Einstein menggambarkan alam semesta sebagai suatu sistem geometris tiga ruang dan satu dimensi waktu. Kehadiran massa, energi, dan momentum (kuantutasi secara kolektif sebagai kepadatan massa-energi atau tekanan-energi) yang dihasilkan dalam tekukan sistem koordinat ruang-waktu. Gravitasi, oleh karena itu, merupakan sebuah pergerakan sepanjang “sederhana” atau paling tidak rute energetik sepanjang lengkungan ruang-waktu.

Bentuk Matematika Dari Relativitas Umum

Pada bentuk yang sederhana, dan menghilangan matematika yang kompleks, Einstein menemukan hubungan antara kelengkungan ruang-waktu dengan kerapatan massa-energi:

(Kelengkungan ruang-waktu) = (kerapatan massa-energi)*8µG/c4

Persamaan tersebut menunjukkan hubungan secara langsung, proporsional terhadap kontanta. Kontanta gravitasi G, berasal dari hukum Newton untuk gravitasi, sementara ketergantungan terhadap kecepatan cahaya, c, adalah berasal dari teori relativitas khusus. Dalam kasus nol (atau mendekati nol) (yaitu ruang hampa), ruang-waktu berbentuk datar. Gravitasi klasik adalah kasus khusus untuk manifestasi gravitasi pada medan gravitasi lemah, dimana bentuk c4 (denominator yang sangat besar) dan G (nilai yang sangat kecil) membuat koreksi kelengkungan kecil.

Sekali lagi, Einstein tidak tidak keluar dari topik. Dia bekerja keras dengan geometri Riemannian (geometri non Euclidean yang dikembangkan oleh matematikawan Bernhard Riemann beberapa tahun sebelumnya), meskipun ruang yang dihasilkan adalah 4 dimensi Lorentzian bermacam-macam daripada geometri Riemann ketat. Namun, karya Riemann sangat penting bagi persamaan medan Einstein.

Apakah sebenarnya Relativitas Umum?

Untuk analogi relativitas umum, pertimbangkan bahwa kamu membentangkan sebuah seprai atau suatu lembaran yang datar dan elastik. Sekarang kamu meletakkan sesuatu dengan berat yang bervariasi pada lembaran tersebut. Jika kita menempatkan sesuatu yang sangat ringan maka bentuk seprai akan sedikit lebih turun sesuai dengan berat benda tersebut. Tetaoi jika kamu meletakkan sesuatu yang berat, maka akan terjadi kelengkungan yang lebih besar.

Asumsikan terdapat benda yang berat berada pada lembaran tersebut, dan kamu meletakkan benda lain yang lebih ringan di dekatnya. Kelengkungan yang diciptakan oleh benda yang lebih berat akan menyebabkan benda yang lebih ringan “terpeleset” disepanjang kurva ke arah kurva tersebut, karena benda yang lebih ringan mencoba untuk mencapai keseimbangan sampai pada akhirnya benda tersebut tidak bergerak lagi (dalam kasus ini, tentu saja terdapat pertimbangan lain, misalnya bentuk dari benda tersebut, sebuah bola akan menggelinding, sedangkan kubus akan terperosot, karena pengaruh gesekan atau semacamnya).

Hal ini serupa dengan bagaimana relativitas umum menjelaskan gravitasi. Kelengkungan dari cahaya bukan karena beratnya, tetapi kelengkungan yang diciptakan oleh benda berat lain yang membuat kita tetap melayang di luar angkasa. Kelengkungan yang diciptakan oleh bumi membuat bulan tetap bergerak sesuai dengan orbitnya, tetapi pada waktu yang sama, kelengkungan yang diciptakan bulan cukup untuk mempengaruhi pasang surut air laut.

Pembuktian Relativitas Umum

Semua temuan-temuan relativitas khusus juga mendukung relativitas umum, karena teori-teori ini adalah konsisten. Relativitas umum juga menjelaskan semua fenomena-fenomena mekanika klasik, yang juga konsisten. Selain itu, beberapa temuan mendukung prediksi unik dari relaivitas umum:

  • Presisi dari perihelion Merkurius
  • Pembelokan gravitasi cahaya bintang
  • Pelebaran alam semesta (dalam bentuk konstanta kosmologis)
  • Delay dari gema radar
  • Radiasi Hawking dari black hole

Prinsip-Prinsip Fundamental dari Relativitas

  • Prinsip umum relativitas: Hukum-hukum fisika harus sama untuk setiap pengamat, terlepas dari mereka dipercepat atau tidak.
  • Prinsip kovarian umum: hukum-hukum fisika harus memiliki bentuk yang sama dalam semua sistem koordinat.
  • Gerak Inersia adalah gerak geodesik: Garis dunia dari partikel yang tidak terpengarus oleh gaya-gaya (yaitu gerak inersia) adalah bakal waktu atau null geodesik dari ruang waktu. (ini berarti tangen vektornya negatif atau nol.)
  • Invarian lokal Lorentz: aturan-aturan dari relativitas khusus diaplikasikan secara lokal untuk semua pengamat inersia.
  • Lengkungan ruang-waktu: seperti yang dijelaskan oleh persamaan medan Einstein, lengkungan ruang dan waktu, sebagai responnya terhadap massa, energi, dan momentum menghasilkan pengaruh gravitasional yang dilihat sebagai bentuk gerak inersia.

Prinsip ekuivalensi, di mana Albert Einstein menggunakannya sebagai titik awal untuk relativitas umum, membuktikan konsekuensinya terhadap prinsip-prinsip tersebut.

Relativitas Umum dan Konstanta Kosmologis

Pada 1922, para ilmuwan menemukan bahwa aplikasi dari persamaan medan Einstein pada bidang kosmologi menghasilkan perluasan alam semesta. Einstein percaya bahwa alam semesta itu statis (dan karena itu pemikiran persamaannya menjadi salah), penambahan konstanta kosmologis pada persamaan medan, yang memungkinkan hasil statis.

Edwin Hubble, pada 1929, menemukan bahwa terdapat pergesaranmerah dari bintang-bintang jauh, yang menyiratkan bahwa bintang-bintang itu bergerak terhadap bumi. Alam semesta tampaknya berkembang. Einstein menghilangkan kontanta kosmologis dari persamaannya dan menyebutnya sebagai kesalahan terbesar dalam karirnya.

Pada 1990, ketertarikan pada konstanta kosmologis kembali ada dalam bentuk dark energy. Solusi untuk teori medan kuantum telah menghasilkan sejumlah besar energi dalam ruang hampa kuantum yang berakibat pada percepatan perluasan alam semesta.

Relativitas Umum dan Mekanika Kuantum

Ketika para fisikawan berupaya untuk menerapkan teori medan kuantum pada medan gravitasi, hal-hal menjadi sangat kacau. Pada betuk matematis, kuantitas fisis terjadi penyimpangan, atau hasil yang tak terhingga. Medan gravitasi di bawah relativitas umum memerlukan koreksi angka tak terhingga atau “renormalisasi”, konstanta-kontanta untuk penyesaiannya ke dalam persamaan yang terpecahkan.

Upaya untuk memecahkan “masalah renormalization” terletak di jantung teori kuantum gravitasi. Teori-teori gravitasi kuantum biasanya bekerja mundur, meramalkan sebuah teori dan kemudian mengujinya dan bukan benar-benar mencoba untuk menentukan konstanta yang tak terbatas diperlukan. Ini trik lama dalam fisika, tapi sejauh ini tidak ada teori telah cukup terbukti.

Beberapa Kontrovesi Lainnya.

Masalah utama dengan relativitas umum, yang telah sebaliknya sangat sukses, adalah keseluruhan ketidaksesuaian dengan mekanika kuantum. Potongan besar teori fisika ditujukan ke arah mencoba untuk menyamakan dua konsep: pertama yang memprediksi fenomena makroskopik melintasi ruang dan kedua yang memprediksi fenomena mikroskopik, sering kali dalam ruang yang lebih kecil daripada sebuah atom.

Selain itu, ada beberapa kekawatiran Einstein yang sangat diperhatikan terhadap ruang-waktu. Apa itu ruang-waktu? Apakah hal tesebut ada secara fisik? Beberapa telah memperkirakan “busa kuantum” yang menyebar ke seluruh alam semesta. Usaha baru pada teori string (dan pada teori anakannya) menggunakan ini atau penggambaran kuantum lain dari ruang-waktu. Sebuah artikel dari majalah New Scientist meperkirakan bahwa ruang-waktu mungkin adalah sebuah superfluida kuantum dan bahwa seluruh alam semesta dapat berputas pada sumbu.

Beberapa orang telah menunjukkan bahwa jika ruang-waktu sebagai substansi fisik, itu akan bertindak sebagai kerangka acuan universal, seperti eter. Penganut Anti-relativitas sangat gembira mendengar ini, sementara yang lain melihatnya sebagai upaya non ilmiah untuk mendiskreditkan Enstein dengan membangkitkan sebuah konsep abad-mati.

Isu-isu tertentu dengan singularitas black hole, di mana lengkung ruang-waktu mendekati pada tak terhingga, juga telah menimbulkan keraguan apakah relativitas umum secara akurat dapat menggambarkan alam semesta. Sangat sulit untuk diketahui secara pasti, bagaimanapun juga, selama black hole hanya dapat dipelajari seperti saat ini.

Sampai ia berdiri sekarang, relativitas umum adalah teori yang sangat sukses tetapi sangat sulit dibayangkan dan akan merugikan banyak orang karena ketidakkonsistennya dan kontroversi sampai mucul fenomena yang sangat bertentangan dengan prediksi dari teori.

Kutipan Mengenai Relativitas

“Spacetime grips mass, telling it how to move, and mass grips spacetime, telling it how to curve” — John Archibald Wheeler.

“The theory appeared to me then, and still does, the greatest feat of human thinking about nature, the most amazing combination of philosophical penetration, physical intuition, and mathematical skill. But its connections with experience were slender. It appealed to me like a great work of art, to be enjoyed and admired from a distance.” — Max Born


About Dedy Kurniawan Setyoko

saya adalah lulusan fisika universitas airlangga, karena saya adalah seorang fisikawan, tentunya saya sangat menyukai dunia fisika. Dalam blog ini saya akan mengutarakan semua ide-ide saya. View all posts by Dedy Kurniawan Setyoko

40 responses to “Gambaran Umum Teori Relativitas Einstein

  • angga

    thanks atas artikelnya.

    • Dedy Kurniawan Setyoko

      Sama-sama mas prayudiangga, kalau mas punya artikel megenai fisika dan islam bisa juga dikirim ke sini mas.

  • kangamun

    Klau teori Relativitas khusus & umum menjadi terkenal, karena ada beberapa bukti yang telah dikemukakan. Untuk beberapa bidang teori ini memang sukses, memang untuk alam tampak (alam fana) bisa dijadikan acuan, kendati ada beberapa kekeliruan Einstein dan kelompoknya. Tetapi untuk penefsiran alam semesata Teori Einstein ini menjadi kabur. Dan yang sangat disesalkan, pembuangan gaya lambda yang notabene gaya tolak kosmis Newton adalah suatu penyesatan ilmu bagi para ilmuwan. Sebagian di antara kekeliruan Einstein dan kelompoknya adalah : PENYESATAN AHLI KITAB DAN EINSTEIN TERHADAP MANUSIA
    Sesungguhnya para Rosul yang namanya masuk dalam Qur’an adalah manusia-manusia yang luarbiasa. Dengan kemampuannya membuang massa-jasad (rasa) mereka dapat mencapai ufuk fana (ufuk peristiwa = event horizon) yang suhu ruangnya amat dahsyat, itu dilakuakan dengan memusatkan akalnya. Di sana mereka meneliti 12 rumpun lompatan bundel (quantum leap) dengan menumbuk cermin-P yang berpusing 2 mc² (Baqoroh 60), tempat segala akar ilmu penciptaan. 12 rumpun (72 unsur) lompatan bundel itu mengandung amanat-amanat Alloh dan bangsa ruh, serta janji akal dan rasa makhluk. Di sana pula Rosul Maryam melakukan percobaan membuat manusia, dengan menumbukan DNA dirinya pada quark-tampan (Baqoroh 74. Maryam 17, 21-22). Hasilnya adalah almasih (manusia buatan) Isa.
    Rosul Muhammad sebagai perumus seluruh nabi (penutup nabi-nabi), merumuskan percobaan Rosul Maryam itu dalam persamaan gelombang nisbi (relativistic equation wave) yang ditulis dalam Qur’an Kaaf-Haa-Yaa-‘Ain-Shood (Maryam 1). Persamaan itu menyatakan : Evolusi 1-ruang bayangan cermin dalam kesatuan khusus 3-dimensi rasa-akal-hukum, menghasilkan 3-dimensi ruang lembut-halus-kasar. Rumus tersebut ditemukan Paul Dirac dalam persamaan x = 0 dengan fungsi delta tak terbatas yang menyatakan : Peralihan 3-dimensi ruang kasar-halus-lembut, menghasilkan 1-ruang bayangan cermin dalam kesatuan khusus 3-dimensi. Dan rumus Dirac itu diterapkan Rosul Muhammad dalam upacara haji-umroh sebagai janji pemimpin 14 abad yang silam.
    Dengan demikian, sebenarnya seluruh ilmu penciptaan telah ditemukan para rosul, dan semuanya dirumuskan Rosul Muhammad dalam Qur’an. Tetapi sayang, jatidiri para rosul itu telah dijungkir-balikan oleh agamawan-pemimpin manusia dari jaman ke jaman. Hasilnya, mayoritas manusia menganggap rosul adalah orang bodoh tukang sihir robot Alloh. Karena kemampuan mereka tidak lebih dari sihir (mukjizat) yang diisikan Alloh begitu saja tanpa usaha akal mereka samasekali. Sedang petunjuk ajarannya dinyatakan “sabda suci Alloh“ yang sakral. Lalu mereka menyusun exodus-tripitaka-weda-bibble-hadits yang dinyatakan hasil penjabaran rosul atas petunjuk Alloh langsung, untuk menyesatkan kepercayaan manusia.
    Penyesatan yang sama dilakukan pula oleh kelompok Einstein atas teori Isaac Newton, Max Planck, dan Paul Dirac yang berhasil membuka akar ilmu (Fatihah 1-7) rumusan Rosul Muhammad. Mereka menyatakan : “Tekanan kosmis seragam dari alam tekanan negatif yang tidak punya akibat langsung pada struktur planet-planet dan bintang-bintang adalah tidak dikenal, dan harus dikeluarkan dari sisi kanan (bahan) persamaan Einstein“. Hal itu terjadi karena dalam menafsirkan kebenaran ilmu, mereka bersepakat menggunakan gagasan pengurungan (the idea of containment) Einstein, yang mengurung alam fana sebagai alam mandiri. Setiap hal yang keluar dari kurungan itu dinyatakan tidak benar.
    Ketika Teori Kenisbian Umum (The Theory of General Relativity) dikemukakan oleh Einstein tahun 1917, langsung dikritik Friedmann, ia mengatakan bahwa , tanpa tetapan kosmis Kenisbian Umum bukan karya ilmiah. Karena kritik itu, Einstein terpaksa memunculkan tetapan kosmis lambda yang hendak disembunyikannya.
    Tetapi perbuatan Einstein itu dikecam pendukungnya yaitu kelompok ilmuwan Yahudi (Modern Physics) yang menyatakan bahwa memasukkan gaya lambda pada Kenisbian Umum adalah kesalahan terbesar Einstein. Einstein pun sangat menyesal memasukkan gaya lambda itu. Dibuktikan oelh upayanya mencari jalan untuk membatalkannya. Jalan itu ditemukan melalui lengkung K dan kepadatan p yang sama dengan 0 dalam persamaan Friedmann-Lemaitre.
    Gejala menolak gaya lambda hanya bisa terjadi setelah alamraya Einstein (massa tanpa gerakkan) digabungkan dengan alamraya de Sitter (gerakan tanpa massa), sehingga Kenisbian Umum menjadi alamraya Einstein-de Sitter berisi gerakan dan massa. Dengan demikian jelaslah, gaya lambda ialah gaya tolak kosmis Newton yang mengembangkan ruang. Maka tahun 1932 dengan resmi Einstein membuang gaya lambda dari Kenisbian Umum dengan menyatakan, tetapan kosmis itu menyesatkan dirinya.
    Terjadilah perdebatan sengit para ilmuwan dunia. Tetapi sebagian peserta debat tidak mengerti gaya lambda yang diperdebatkannya. Mereka menyatakan, gaya lambda punya riwayat olok-olok (politik = tipudaya). Sebab ditolak penemunya sendiri, tetapi justru dipertahankan para ilmuwan lain di antaranya Eddington dan Friedmann. Begitulah ketika ilmuwan jadi politisi. Selama tidak diketahui publik, perbuatan salahnya dianggap benar. Ketika kesalahannya dibuka, mereka saling bantu membangun image masyarakat bahwa kesalahannya kecil-tidak berarti.
    Itulah politik Einstein dan kelompoknya dalam menyesatkan kebenaran ilmu melalui Teori Kenisbian Umum dengan tetapan lambda lebih besar dari 0, yang tidak lain dari gayatolak kosmis Newton. Akibatnya banyak fisikawan yang beralih kepada misticisme Tibet karena ada kesamaan hasil, jadilah penelitian ilmu tersendat-sendat hampir mandeg.
    TEORI KENISBIAN UMUM EINSTEIN MENOLAK ALAMBAKA
    Penggantian tetapan lambda lebih besar dari 0 dengan lengkung K = 0, menunjukkan alam tidak punya hukum pengatur dan akan terus mengembang selamanya. Ia adalah alam mandiri yang jadi sendiri, tidak ada pencipta.
    Itu dinyatakan Einstein dalam menjelaskan perjalanan antariksa. Geometri Euclides (parabol) adalah ruang bundar. Menurut Einstein, ruang bundar dengan ruang lonjong mempunyai geometri yang sama. tetapi berbeda dalam pengertian permukaan bundar = ruang bundar, sedang permukaan setengah bundar = ruang lonjong. Ketika diterapkan pada perjalanan antariksa, geometri itu menghasilkan hal yang ganjil.
    “Bila alam benar-benar lembut, ia akan bergiat sebagai lensa optik raksasa. Benda yang bergerak menjauh, mula-mula akan tampak mengecil. Ketika mencapai setengah perjalanan ke antipode, mengecilnya akan berhenti, dan bila bergerak lebih jauh, dia akan tampak membesar lagi. Seluruh benda di antipode akan tampak membayang, seolah mereka berada di daerah setempat. Orang-orang di antipode melihat kita seolah dekat dengan mereka. Sebaliknya, kita melihat mereka seolah dekat kepada kita. Karena cahaya tetap berkeliling kata Einstein, para penghuni ruang secara sinambung mengetahui apa yang mereka lakukukan 2 jam yang lalu, 4 jam yang lalu,6 jam yang lalu, dan seterusnya. Ini terjadi karena ruang antipode tidak ada, yang sejak lama diketahui sebagai keganjilan sejarah, dan lensa optik berlaku sebagai cermin pembalikan. Dengan kata lain, ufuk alam raya Einstein berfungsi sebagai cermin biasa dan ruang pada cermin itu tidak ada, ia hanya mirip ruang (space-like). Rumusan ini dibawa kepada tafsir perjalanan ruang waktu yang bisa kembali ke masa silam seperti banyak dicerirtakan dalam fiksi-fiksi ilmiah.
    Tetapi jika kita telaah lagi, sebenarnya tafsiran itu karena kitidak-tahuan Einstein terhadap cermin-cernin (hukum ruang). Kita buktikan, ruang bundar dimisalkan bola bumi, terbagi dalam dua belahan (ruang lonjong ) utara dan selatan dengan garis khatulistiwa sebagai pembaliknya. Menurut geometri euclides, ruang lonjong mestinya cermin-CP atau gerakan setengah kecepatan cahaya(150.000 km/detik). Tetapi Einstein menafsirkannya sebagai kecepatan cahaya(300.000 km/detik).
    Pembalikan ruang (cermin-CP) bisa dibuktikan dengan mudah, coba kita ke luar rumah pada malamhari dalam keadaan cuaca yang cerah. Rasi Beruang Besar yang oleh orang di utara tampak berdiri, sebaliknya orang yang berada diselatan akan melihat rasi itu terbalik. Dengan kata lain, sebenarnya tidak ada keganjilan sejarah. Yang pasti, orang melihat dari dua arah yang berlawanan. Kalau antipode tidak ada, maka cermin-CP (garis khatulistiwa) tidak ada, sehingga sebutan cermin pembalikan atau penglihatan terbalik pun tidak akan pernah ada.
    Tentang perjalan ruang waktu, ada penjelasan lain. Bola Bumi dimisalkan ruang bundar yang berpusing 30 km/detik. Bila pesawat bergerak 15 km/detik, ia akan tampak seperti tidak bergerak dari titik pemberangkatannya. Sebab dalam sekali pusingan ruang Bumi, pesawat akan mencapai setengah lingkaran. Titik tempat yang dicapai pesawat setiap detiknya (A’) akan selalu berhimpitan dengan titik awal pemberangkatannya di A.
    Dengan demikian pesawat itu seolah tidak pernah bergerak dari titik pemberangkatannya karena berada tepat di cermin-CP (pembalikan ruang). Ia menghantu di batas pembalikan ruang. Itu adalah rahasia ilmu para nabi yang diceritakan pada Al-Baqoroh 57. Tubuh mereka dapat menembus-ditembus benda-benda padat tanpa cedera, dan dapat terbang serta menerbangkan-memunculkan-menghilangkan benda-benda berat seperti yang diperagakan David Copperfield.
    Ruang bundar Euclides adalah alamsemesta, dan ruang lonjong Einstein adalah alamfana. Dengan menolak ruang antipode dan ruang mengembang selamanya (lengkung K = 0), jelaslah Kenisbian Umum Einstein menolak alambaka dan hukum sebab akibat yang diciptakan alloh.
    MANUSIA HIDUP DALAM KURUNGAN WAKTU SEKARANG
    Tafsir Einstein tentang perjalanan antariksa yang dapat kembali ke massa silam jelas melanggar asas pengurungan (the containment principle). Penjelasannya bisa anda simak di bawah ini :
    Kebiasaan manusia membedakan daerah-daerah ruang dan waktu selalu memakai kata kini di sini, kini di sana, nanti di sini nanti di sana, tadi di sini tadi di sana. Perbedaan waktu di Bumi, di Mars, di Aldebaran, di andromeda hanya sebutan yang disebabkan oleh perbedaan waktu system (planet-bintang-galaksi) akibat perbedaan kecepatan pusingan dan orbit system masing-masing. Artinya, kalau permulaan waktu di semua system sama-sama 24 jam, maka ketika di Bumi pukul 06.00 pagi, di Mars-Aldebaran-Andromeda pun pukul 06.00 pagi.
    Misalkan A dari Bumi berencana pergi ke B di Mars ke C di Aldebaran, dan ke D di Andromeda . A memberitahu rencana itu kepada 3 kawannya. Dia berangkat pukul 06.00, tiba di Mars pukul 07.00, tiba di Aldebaran pukul 10.00, tiba di Andromeda pukul 20.00. Ketika berangkat A berkata : Sekarang pukul 06.00 saya menuju Mars. Saat itu B-C-D di tempat masing-masing berkata : Sekarang pukul 0.600, A berangkat dari Bumi. Ketika tiba di Mars, mereka sama-sama berkata : Sekarang pukul 07.00, A tiba di Mars. Ketika tiba di Aldebaran, mereka sama-sama berkata : Sekarang pukul 10 A tiba di Aldebaran. Ketika tiba di Andromeda, mereka sama-sama berkata : Sekarang pukul 20.00, A tiba di Andromeda.
    Dengan system waktu yang sama, semua orang di mana pun mereka berada, punya angka waktu yang sama bersamaan. Ketika berkata : Sekarang saya di sini, semua orang berkata : sekarang saya di sini (di tempat masing-masing). Sekarang di sana hanya dikatakan orang lain terhadap kita, atau oleh kita kepada orang lain. Tadi di sini atau tadi di sana adalah waktu lampau yang telah dijalani semua orang. Maka jelaslah, semua orang di mana pun mereka berada terkurung oleh waktu sekarang. Waktu sekarang berlaku sejak ukuran nano detik (1 nano detik sebelum dan sesudahnya adalah waktu lampau dan waktu akan datang).
    Kata di sini dan di sana bukan pernyataan waktu, tetapi pernyataan ruang : di Bumi, di Mars, di Aldebaran, di Andromeda. Contoh ketika A berangkat pukul 06.00 dia berkata : pukul 07.00 nanti saya tiba di Mars, pukul 10.00 nanti saya tiba di Aldebaran, dan sekarang pukul 20.00 saya di sini di Andromeda. Pernyataan nanti, tadi, dan sekarang akan sama bagi B-C-D ketika A berangkat dari Bumi, bila mereka jadi pengamat. Artinya, semu kita yang tinggal di system mana pun di alamfana, hidup dalam kurungan waktu sekarang.
    Suatu kenyataan yang tidak terbantah, sehingga perjalanan ke masa lalu dan ke masa depan mustahil terjadi. Sebab waktu sekarang berlangsung di mana-mana pada detik yang sama. Sebaliknya, kurungan waktu sekarang memungkinkan terjadinya perjalanan menembus ruang yang jaraknya tanpa batas dalam waktu 1 detik, bila benda atau orang bergerak dalam kecepatan cahaya. Inilah rahasia isro’ para rosul dari jaman ke jaman.
    Asas pengurungan adalah istilah kami untuk membedakan dengan gagasan pengurungan sebagai aturan main yang disepakati dalam menafsirkan teori-teori fisika. Setiap teori yang ke luar dari alamraya Einstein seperti kosmologi Isaac Newton , kuantum Max Plack, gelombang nisbi Paul Dirac harus ditolak. Mengomentari kesepakatan itu, Rom Harre dalam Philosophy of Science menyatakan : Pada umumnya orang berpendapat bahwa para filsuf memikirkan masalah-masalah yang sangat umum dan sangat dalam. Tetapi sebenarnya dewasa ini pemikiran mereka telah bergeser kepada masalah yang lebih sederhana dibandingkan dengan penelitian masa lalu. Tidak satupun dari mereka yang menulis dalam keluasan alamraya, manusia dan Tuhan. Misalnya masalah-masalah konsep tentang ruang dan waktu yang telah ditampilkan dalam teori-teori kenisbian.
    Einstein perumus perjalanan ruang waktu. Tetapi hingga akhir hayatnya dia tidak tahu apa sebenarnya yang disebut waktu. Padahal persamaannya jelas menunjukkan waktu adalah gerakan dalam kecepatan cahaya. Tetapi tentu saja bukan cahaya, karena cahaya terdiri dari zarah-zarah (vector). Yang jelas, waktu adalah gerakan sesuatu. Kecepatan cahaya adalah gerakan tertinggi dalam ruangwaktu dan waktu adalah gerakan tertinggi dalam ruangwaktu. Gerakan tertinggi dalam ruangwaktu adalah medan skalar (ruang = tidak mengarah) ruangwaktu. Dengan kata lain, waktu adalah pusingan ruang dalam kecepatan cahaya.
    Dengan demikian jelaslah, kalau Einstein tidak mengetahui arti waktu, karena alamraya Einstein adalah ruang bermasa tanpa gerakan. Gerakan ruang dalam alamraya Einstein ditimbulkan oleh massa benda-benda pengisi ruang, yaitu gravitasi yang gerakannya mengarah (vector) karena menarik ke pusat massa.
    TEORI NEWTON-PLANCK-DIRAC MERUPAKAN AKAR ILMU TEMUAN PARA ROSUL
    Einstein menyatakan, masa wujud menghasilkan gravitasi, membuat ruang melengkung di sekelilingnya. Karena itu lengkung geometri = medan gravitasi. Gabungan gravitasi benda-benda wujud menghasilkan pusat gravitasi bersama (barisenter) yang letaknya di tempat kosong.
    Dia mencontohkan barisenter melalui 2-bintang yang saling mengorbit. Barisenternya berada di tengah lingkaran orbit kedua bintangnya. Masing-masing bintangnya menghasilkan lengkung-lengkung geometri. Itulah yang dimaksud gravitasi menghasilkan gravitasi. Menurut Einstein, pada gravitasi tak terbatas Newton, gravitasi itu tidak menghasilkan gravitasi.
    Tetapi mari kita ganti 2-bintang yang saling mengorbit tersebut dengan alamfana dan alamsyurga (2 ruang lonjong) yang mengorbit barisenter. Ini diketahui dari jawaban Newton atas pertanyaan pendeta Richard Bantley : Bagi alam tak terbatas mustahil semua bahannya berkumpul dalam satu massa yang besar. Sebagian akan berkumpul jadi satu massa (fana), dan sebagian lainnya pada massa yang lain (syurga ). Jawaban tersebut sesuai dengan aksioma ruang Haussdorff yang menyatakan : Jika P1 dan P2 merupakan 2-tetangga dari titik p yang sama, maka ada tetangga P3 yang diisi dengan P1 dan P2.
    Dalam Qur’an hasil penelitian Rosul Muhammad menyatakan : Syurga (P1) dan Fana (P2) adalah tetangga dari Sidrotil Muntaha (titik p di P3 = barisenter di alam ruh) yang diisi rasafana dan rasasyurga. Titik p di ruang P3 adalah lubang yang tak dapat ditemus yang di pusatnya ada termoniklir raksasa (Nuur 35). Itu berarti alamraya Newton adalah simetri alamsemesta (Fatihah 1-7) yang telah dirumuskan Rosul Muhammad 14 abad yang silam. Dengan demikian jelaslah, bukan teori Newton yang salah, tetapi Einstein dan kelompoknya yang memanipulasi kebenaran Alloh., itulah tipudaya ilmuwan yang berpolitik.
    Kenyataannya alamraya Einstein adalah ruang lonjong (hanya alamfana) tanpa pasangan, sehingga hanya ada satu massa. Ruangnya dilengkungkan gravitasi massa seluruh rumpun galaksi. Tidak ada barisenter, sebab tidak punya antipode ( = bintang pasangan). Buktinya ketika gravitasi Newton (gravitasi menyeluruh) dikembangkan Friedmann, memberikan hasil yang sama dengan kenisbian Einstein, sehingga para kosmologiwan kebingungan. Padahal jika tidak tergantung pada gagasan pengurungan, masalahnya begitu mudah. Alam Newton adalah ruang bundar (alamfana, alamsyurga dan alam ruh), sementara alamraya Einstein hanya satu dari 3 dimensi ruang semesta Newton, yang merupakan produk jadi (teknologi) dari evolusi penciptaan.
    TETAPAN KOSMIS HARUS LEBIH BESAR DARI NOL
    Kehadiran tetapan kosmis merupakan harga mati yang harus ada. Karena tanpa tetapan itu, usia bintang tertua dinyatakan lebih tua beberapa miliar tahun dari usia alamraya, itu merupakan hal yang mustahil, sebab bintang adalah salahsatu isi alamraya ini. Dalam ketentuan kosmologi yang tidak punya tetapan (hukum ) usia alamraya hanya bergantung pada dua parameter, antara lain 1. Tetapan Hubble sebagai tingkat pengembangan sekarang yang dapat diukur; 2. Nilai omega, yang merupakan kepadatan massa alamfana. Dalam menghitung usia, alamfana dianggap ruang tanpa massa (omega = 0). Karena tidak ada massa artinya tidak ada gravitasi yang memperlambat gerakan ruang, sehingga alamraya mengembang pada tingkat tetap.
    Tetapi kosmologi menunjukkan kecenderungan ruang untuk mengembang. Ia adalah tenaga ruang kosong. Makin besar nilai tetapannya, makin besar ruang kosongnya dan makin cepat mengembangkan alamfana, menciptakan ruang kosong lebih besar lagi sekaligus membawa pada pengembngan lebih cepat. Alam demikian disebut mengembang secara eksponensial. Jadi jika ada tetapan kosmologi dalam alam, makin besar tetapannya, pengembangan alam harus lebih lambat dari masa lalu (nisbi terhadap pengembangan sekarang), sehingga usia alamfana mestinya lebih tua dari bintang-bintang tertua yang terlihat. Kenyataannya, alamfana dengan tetapan kosmologi besar bisa mencapai dua kali tetapan Hubble. Waktu Hubble kebalikan dari tetapan Hubble. Dengan kata lain, makin besar tetapan Hubblenya, waktu Hubblenya makin pendek.
    Tetapan kosmologi model ledakan besar atau big bang yang dipegang resmi para teoriwan adalah adalah pemompaan alamray (inflation universe) Allan Guth. Ia menyatakan, alamraya mengembang dramatis ketika usia belum 1detik (10ˉ³⁴ detik), mengembangkan ruang demikian besar hingga jadi datar. Dalam baku kosmologi berarti nilai omega = 1. Dengan nilai itu, alamfana terus mengembang tetapi akan makin melambat karena ada pada batas mengembang selamanya atau akan mengerut lagi.
    Karena ruang kosong punya tenaga, tenaga itu berlaku sebagai massa. Itu sebabnya tetapan kosmologi membuat alam datar meskipun nilai omeganya kurang dari 1. Dalam kasus ini teori pemompaan meramalkan : omega dan lambda harus ditambahkan hingga 1, dan lambda adalah tetapan kosmologi.
    Tetapan kosmologi mengembangkan ruang lebih cepat. Dengan demikian tetapan kosmologi memecahkan dua masalah sekaligus : 1. Alamfana tidak lebih muda dari bintang tertuanya; 2. Ia akan sejalan dengan teori pemompaan. Tetapan Hubble 75 membuat omega = 0,15 dan lambda 0,85. Tetapan Hubble 50 yang dipegang banyak kosmologiwan menghasilkan nilai omega = 0,29 sesuai hasil pengamatan. Tetapan Hubble 50 (lambda 0,79) menyatakan pula usia alamraya sekarang adalah 15 milyar tahun.
    Dengan lengkung K = 0, alamraya Einstein akan mengembang selamanya, sehingga tidak akan terjadi kiamat, dan tidak berlaku hukum sebab-akibat seperti yang diterangkan Rosul Muhammad dalam Al-Qur’an.
    EINSTEIN MENGUBUR TEORI MAX PLANCK DAN PAUL DIRAC
    Pada dasarnya teori kenisbian umum Einstein merupakan pendangkalan tafsir ilmu (yang gaib), menggantinya dengan tafsir teknologi (yang nyata). Persis seperti kepercayaan agama-faham-politik yang mendangkalkan petunjuk ilmu (Taurat-Zabur-Injil-Qur’an) para rosul sebagai sabda suci Alloh yang sakral, dan menggantinya dengan exodus-tripitaka-weda-bibble-hadits.
    Dengan membuang gaya lambda, alamfana menjadi semesta alam mandiri dengan ruang paling lembutnya adalah dimensi kecepatan cahaya. Artinya, alamraya Einstein adalah alam kasar dari 3-dimensi alamsemesta(kasar-halus-lembut). Karena itu alam Newton, quantum Plack dan gelombang nisbi Dirac yang mengungkap alam awal penciptaan di cermin-P (alam ruh) disebut alam abstrak yang tidak berguna bagi kehidupan nyata. Itu dikemukakan dalam makalah bersama Einstein-Podolsky-Rosen tahun 1935 dengan judul Can Quantum-Mechanical Description of Physical Reality be Considered complete?.
    Dalam makalah itu dinyatakan, teori bundel (quantum ) Planck tidak lengkap, karena tidak menggambarkan realitas nyata secara fisik. Sebab sesungguhnya teori bundle Planck terjadi di luar alamfana (1mc²), yaitu di cermin-P (2 mc²) sebagai batas alam ruh yang diterangkan dalam Al-Baqoroh ayat 60 dan 74. Kebenarannya telah dibuktikan oleh mesin pemercepat zarah melalui 3-arah lompatan bundle belakang-ke-depan, sisi-ke-sisi, dan turun-naik, setelah Einstein meninggal. Dan 14 abad yang silam Rosul Muhammad telah merumuskannya dalam Al-Qur’an dalam Al-Fatihah 1-7 (pola kisos disiplin ilmu = sunah Muhammad). Sebab lompatan bundle tersebut berisi amanat-amanat Alloh dan bangsa ruh serta janji makhluk wujud (Al-Mu’minuun 8).
    Begitu pula dengan persamaan gelombang nisbi Dirack. Kelompok Einstein menolak persamaan x = 0 dengan fungsi delta tak terbatas, sebab ke luar dari gagasan pengurungan. Agar rumusannya memenuhi selera Einstein, Dirac mengutak-atik rumus tersebut. Hasilnya persamaan x ≠0 (x tidak sama dengan 0) dengan fungsi delta terbatas, baru diterima. Sebab rumus itu hanya peralihan 3-dimensi ruang kasar-halus-lembut alamfana.
    Padahal hipotesis sensor langit Roger Penerose menyatakan. Semua kemanunggalan diselubungi dari pandangan luar oleh ufuk peristiwa (event horizon), dan alam berkomplot dalam segala cara untuk menghindarkan kemanunggalan itu terbuka. Tetapi bila tenaga tambahan meningkatkan pusingan lebih cepat dari cahaya, ufuk peristiwa itu akan lenyap, sehingga informasi dapat lepas. Semua kemanunggalan yang tertutup ufuk peristiwa jadi terlihat dari dunia luar.
    Kebenaran hipotesis Penrose dibuktikan para rosul yang berhasil menembus alam lembut : Malaikat dari syurga dapat menyaksikan kehidupan di alamfana (Al-Baqoroh 30), dan para rosul bisa melihat syurga (Annajm 15). Sebab pusingan alamsyurga di atas kecepatan cahaya. Artinya, gravitasi Newton, quantum Planck dan persamaan gelom Dirac x = 0 adalah benar; yang salah justru tafsiran kenisbian Einstein.
    Nasib yang sama diterima alamraya Alexander Friedmann yang menggunakan kurva (k). Dia membuat 3- kemungkinan nasib alamfana : k =-1, k = 0, k = 1. Tetapi kelompok Einstein hanya menghormati Friedmann atas rumusan k = 0, karena telah memberi jalan pada Einstein sehingga dapat membuang gaya lambda lebih besar dari 0. Begitulah cara politik menghargai orang (politik = tipudaya, kata kamus Webster).
    Dari uraian di atas, dapat disimpulkan, bahwa para pendiri agama dari jaman ke jaman adalah penganut hukum politik Yahudi seperti Einstein dan kelompoknya. Untuk menjadi kiblat anutan manusia, mereka menghalalkan cara dalam menentukan kebenaran agamanya. Begitu pula dengan agama Islam. Untuk menjadi kiblat anutan manusia. Andaikata agamawan-ulama tidak menganggap Al-Qur’an sebagai sabda suci Alloh tetapi sebagai petunjuk ilmu rosul, sejarah ilmu pasti akan berkembang pesat di unia islam. Al-Qur’an akan menjadi kiblat peradaban manusia. Para penganutnya akan jadi para penemu unggul di segala bidang ilmu jauh sebelum dunia barat mencapainya, sebab Al-Quran adalah satu-satunya petunjuk rosul sebagai petunjuk kosmologi yang masih tersisa. Bukan sebaliknya dikecam orang sebagai agama teroris yang ditakuti karena kebiadabannya (Muhammad 20).

    • Dedy Kurniawan Setyoko

      Saya rasa teori relatifitas Einstein, baik relatifitas khusus maupun relatifitas umum adalah buah dari pemikiran Einstein. Terlepas dari kebenaran apakah teori tersebut benar atau tidak. saya menghargai pemikiran Einstein, saya juga menghargai pemikiran mas kangamun. Kalau kita memperdebatkan siapa yang salah dan siapa yang benar, semua itu tidak akan ada akhirnya, kita tahu bahwa kebenaran hakiki ada di tangan Allah swt. semata. Apa yang bisa kita lakukan adalah berusaha untuk mendekati kepada nilai kebenaran itu.

    • Endy Sunoto

      Ngaco se’enaknya sendiri! Subjektip
      Tapi tidak apalah. saya tetap menghormati pendapatmu kang!.

    • jojo

      Ahli Fisika Indonesia memberi ceramah yang saya yakin dia sendiri tidak tau apa yang ditulisnya

  • IRWAN

    Terima kasih kang……mudah2an informasinya bermanfaat

  • murtadha

    bagus mas blognya. lanjutkan mas. saya juga pecinta fisika dan bisa belajar dari blog anda. semoga ini menjadi amal bagi anda … amiin

  • ceritarara

    Lengkap penjelasan teori relativitasnya Einstein..thanks infonya..

  • retno wulandari

    terima kasih mas atas blognya…saya jadi paham tentang teori relativitas…kalau boleh,,saya ingin berdiskusi banyak dengan anda…karena saat ini saya sedang megerjakan skripsi saya tentang teori relativitas….apakah anda bersedia?

  • hantuliar

    sebuah opini yg bagus… penuh imajinasi dan keberanian untuk menyatakannya. coba tulis soal perjlanan rosul muhammad menembus ruang dimensi dan waktu… disaat isro mi’roj dengan kendaraan yg super canggih (buraq)

    • Dedy Kurniawan Setyoko

      Tulisan di atas sebenarnya bukan pemikiran saya, tulisan tersebut adalah pemikiran Einstein dan beberapa pemikiran ilmuwan yang saya sebutkan di atas. Saya hanya menuliskan kembali pemikiran tersebut dalam pemahaman saya dari buku-buku fisika pada umumnya. Untuk menuliskan perjalanan Rosul saya belum berani karena keterbatasan ilmu.

  • Ryani Hanifah(Ryzhar)

    terima kasih atas blognya…..saya jadi ingin tau lebih jauh tentang teori relativitas einstein,blackhole,dan dimensi ruang waktunya…….

  • ratnaarras

    makasi atas infonya.klo bisa kasi sumber nya ya Pak 🙂

  • Amri Arief Wicaksono

    ijin share

  • sabarhati

    tidak bisakah menjelaskan teori relativitas einstein dengan bahasa dan analogi yang lebih sederhana dan mengena, saya mungkin juga termasuk anda tidak tau arah dan manfaat teori ini yang hanya menjadi bahan diskusi ilmuwan sableng.

  • Dinaria parhusip

    M0ga brmanfaat. Thanks

  • hartantounpatti

    salam kenal mas bro… aq pendatang baru… minta sharing dengan mas bro… semoga ada manfaatnya untuk menambahkan pengembangan dlam blog saya guna membantu pengguna lain dalam memanfaatkan teknologi dan ilmu pengetahuan.. tolong kunjungi blog saya :

  • farafara

    maaf, mau tanya.
    saya masih bingung tentang percobaan michelson-morley,
    prediksi michelson-morley tentang percobaan yang bertujuan membuktikan kehadiran eter ini kan gagal, karena tidak ada pergeseran yang terjadi. kira2 yang membuat kegagalan itu bisa terjadi apa?
    mohon jawabannya,,
    terima kasih

    • Dedy Kurniawan Setyoko

      percobaan tersebut memang bertujuan untuk membuktikan keberadaan eter. Sebenarnya percobaan tersebut bukan gagal, karena memang eter tidak ada. Sehingga mengenai teori eter runtuh setelah adanya percobaan tersebut.

  • Nori Agustini Aslin

    bagaimana dengan sinkronisasi waktu pada Fismod

  • Teori Relativitas Khusus « Kecoret!!!

    […] Sumber : Catatan Kehidupan Seorang Sarjana Fisika […]

  • rocky

    thax mas blognya

  • Johnb910

    Hi, yup this post is truly fastidious and I have learned lot of things from it ffkbekagbbcf

  • rini

    saya pernah mengajar di SMP PERTIWI pontianak di kelas I, terkadang saya menyebutkan ilmuwan abad ke-20 dan abad ke-21 adalah einstein,cuma pdkt ke orang tua murid mereka masih jadi momok kalau melihat gambar para ilmuwan dunia,padahal pak habibie kan juga seorang ilmuwan.terima kasih.

  • azmi

    Saya baru SMA kls1 tapi dengan mencari tahu tentang teori relativitas saya malah jadi sangat sangat tertarik, tapi karena keterbatasan ilmu jadi kadang saya byk yg ga mudeng sama yg ditulis di atas. Butuh guru nih 😀

    • majah

      mas jika kita sedang memperkirakan dimensi lubang hitam itu sendiri dengan mekanika kuantum dan relativitas khusus bisa tidak ?

  • Norman E Syah

    Apa yg dsampaikan kang Kangamun sungguh menarik, mungkin perlu penyesuaian persepsi utk bisa lebih mudah difahami, cukup mewakili n lebih inspiratif, salam

  • anabel

    terlalu banyak yang harus ditelusuri tentang einstein baik tentang dirinya maupun tentang ilmunya.

Leave a comment